Antara Medsos & Pandemi

Oleh: Moh. Toyyib*

Hampir kurang lebih dua tahun, kita mengalami kehidupan sosial tidak seperti biasanya. Ya, negara kita saat ini masih berusaha memutus mata rantai penularan Korona Virus. Dilansir sari WIKIPEDIA Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.

Dampak pandemi Covid 19, masyakat kita banyak kehilangan pekerjaan, pedagang kaki lima mengalami penurunan penghasilan, banyak yang bangkrut dan menutup usahanya. Tak terkecuali para pelajar lebih spesifikasinya lembaga keagamaan seperti Pesantren, tidak memperkenankan tamu dan wali santri yang ingin sowan ke kyai atau hanya sekedar mengirim anaknya, demi menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan terjadi.

Pandemi covid 19 memaksa kita juga untuk lebih beraktivitas di dalam rumah, menghindar dari kerumunan, memakai masker, rajin cuci tangan sebagai bentuk ikhtiar agar pandemi ini cepat berakhir dan kita bisa hidup kembaki normal.

Sebagian orang merasa malas di rumah terus, tanpa ada aktivitas yang dikerjakan. Namun kenyataaanya, semua kembali pada diri kita sendiri. Apakah menjadi pribadi yang suka rebahan main Geadghet selfie makanan dan telvonan tidak penting, atau lebih produktif dengan membaca, menulis dan update status yang bisa bermenfaat bagi Netizen yang budiman.

Kita tahu saat ini mitra kita lebih banyak melangsungkan kesehariannya di dunia maya daripada di dunia nyata. Banyak sekali gus-gus muda dengan sejuta followersnya sering open Q&A (Question and Answer) dan live kajian di sodial . Terbukti, Banyak yang mengikuti kajian tersebut dengan pertanyaan² kontemporer seputar masalah Fiqih, Aqidah dan akhlak.

Netizen Indonesia sangat solid dan militan di sosial media. tak ubahnya kehidupan nyata, di sana juga bervariasi, ada ilmu, ada pujian dan hujatan. Disarikan dari Sidogiri Media. Indonesia mempunyai lebih dari 69,2 juta pengguna aktif instagram, 52, 4 juta jiwa pengguna aktif twitter serta 140 juta jiwa pengguna Facebook. Mereka semua siap menjatuhkan bom komentar dengan kekuatan 2700 klik perdetik, dengan jangkauan jelajah sedunia maya.

Tapi sayangnya kekuatan ini tidak kita menfaatkan ke hal yang lebih berguna, malah kita lebih asyik kepentingan pribadi dari pada kepentingan bersama.

Dijelaskan dalam hadist Rosululloh
بلغوا عني ولو اية. رواه بخاري
Artinya, sampaikanlah padaku walau hanya satu ayat (HR. Bukhori). Bisa ditarik kesimpulan bahwa saat ini kita tidak bisa menyampaikan ilmu yang menuntut untuk kontak langsung dengan masyarakat. Maka, solusinya adalah update status dengan mengutip satu ayat atau satu hadits jauh lebih bermenfaat bagi para netizen di dunia maya yang sedang dahaga pengetahuan.

*Penulis adalah alumni Prodi BPI angkatan 2017


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *