Oleh: Miftahul Arifin*
Keterikatan antara agama dan politik akan selalu memuat suatu permasalahan pro dan kontra. Namun itu merupakan suatu yang biasa dalam kehidupan ini, karna tidak akan pernah sepi di manapun dan kapanpun, Mesir pun terlibat dalam masalah ini dan terdengar luas di negara tercinta ini, bahwa negara itu mempunyai pendapat sendiri.
Menanggapi hal tersebut, presiden Mesir berkata kalau agama itu bercampur dengan politik, maka politik rusak. Apabila sebaliknya, kalau politik bercampur dengan agama, maka agamanya yang akan rusak.
Tergambar jelas bahwa seakan-akan keduanya tidak mungkin bersatu atau bertolak belakang. Pasalnya, agama membawa seseorang ke dalam kebaikan dan kemaslahatan. Sedangkan politik cenderung digambarkan sebagai suatu yang lebih mengarah pada ending yang negatif. Pasalnya, politik lebih diidentikkan dengan pergulatan kekuasaan yang penuh dengan trik dan permainan kotor yang cenderung menghalalkan segala cara.
Ada suatu pertanyaan yang terbersit, apakah politik dan agama berjalan seiring seirama..?
Kita lihat bahwa sebenarnya politik itu tidak bertentangan dengan agama. Bahkan, dalam ajaran islam ada politik.
Berkata Utsman bin ‘Affan Radhiallahu ‘Anhu:
إن الله ليزع بالسلطان ما لا يزع بالقرآن
“Sesungguhnya Allah Ta’ala memberikan wewenang kepada penguasa untuk menghilangkan sesuatu yang tidak bisa dihilangkan oleh Al Quran.” (Imam Ibnu Katsir, Al Bidayah wan Nihayah)
Politik dalam pengertiannya adalah sebuah hikmah. Jadi, kita tidak bisa mengatakan islam tidak kenal politik, tetapi dalam kenyataannya itu sering kali bertentangan dengan ketentuan yang dinginkan oleh agama. Hal itulah yang akhirnya membuat orang-orang cenderung menempatkan politik di titik yang berseberangan dengan agama.
Padahal, seandainya politik didudukkan ditempat yang semestinya sebagaimana dicerminkan dalam prilaku para Sahabat Rosululloh SAW, tentu efek yang dihasilkan akan berbanding terbalik dengan persepsi masyarakat yang selama ini menjadi sekat pemisah untuk mencapai maslahah dengan menempatkan politik sesuai porsi yang digariskan oleh agama.
secara hakikat, kausalitas antara agama dan politik dapat berjalan beriringan manakala didasarkan pada ketulusan niat untuk mengejewantahkan dan napak tilas jejak kepemimpinan Rosululloh SAW dan para sahabatnya dalam memimpin umat.
Wallahu a’lam bisshowab
*Penulis adalah mahasiswa prodi BPI angkatan 2021
Leave a Reply