Oleh: Maman Syarif*
Seiring berkembangnya zaman da’i kondang harus bisa menguasai keadaan yang di alami oleh mad’unya. Tujuannya jelas, supaya konten yang disampaikan oleh da’i tersebut bisa diterima dan di ikuti oleh mad’unya.
Demikian juga, apa yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan yang di alami oleh mad’unya. Bahasa kerennya, da’i harus mampu membaur dengan semua elemen masyarakat tanpa pandang bulu.
Entah, mad’u tersebut dari golongan masyarakat pedesaan maupun dari perkotaan. Dari golongan “akar rumput” maupun kelas elit yang cenderung suka pilih-pilih teman.
Pun demikian, da’i tersebut harus memiliki cara tersendiri yang dapat membuat mad’unya tertarik terhadap konten dakwah yang disampaikannya.Oleh karena itu, seorang da’i bukan hanya harus menguasai materi dakwah yang disampaikan, tetapi juga harus bisa memahami keadaan mad’unya dengan segala kompleksitasnya.
Pasalnya, sepintar apapun seorang da’i, sudah menguasai materi dengan sangat baik ketika menyampaikan, semuanya akan percuma dan hanya buang-buang waktu manakala konten yang disampaikan tidak sesuai dengan kebutuhan mad’u.
Bahkan, da’i tersebut tidak akan pernah bisa mengubah karakter mad’unya ketika dakwahnya hanya dicukupkan pada isinya semata. Karena dakwah, harus kompleks dan memperhatikan banyak hal.
Alhasil, da’i harus memiliki keoakaan yang tinggi terhadap kondisi masyarakat sebagai mad’unya.
Apabila hal tersebut mampu terpenuhi, bukan tidak mungkin, mad’unya akan terhipnotis oleh “keanggunan” si da’i.
Wallahu A’lam Bisshowab…
*Penulis adalah mahasiswa prodi BPI angkatan 2021