Dilema Masa Muda

Oleh: Mastur

Kaula muda, sering kali dilanda asmara. Hidupnya sering berbunga – bunga. Punya sejuta cerita tentang cinta. Sedetik merana, sedetik bahagia. Hidupnya ingin selalu dengan berfoya – foya dan euforia. Yang penting bahagia tanpa sekat melanda. Semboyan mereka sama mumpung masih muda, ketika tua takkan ada bahagia”. Tapi jangan terlena. Apalagi diri dari norma sosial dan agama. Merasa paling diatas. Semuanya harus ada dan terlaksana. Akhirnya, kebablasan kehilangan muka. Penyesalanpun tak berarti dan sia – sia. Nasi sudah jadi bubur. Frustasi, kehilangan arah dan jalan terakhir bunuh diri. Mir.

Itulah sekelumit gambaran alur manis pahit kaula muda. Membiarkan diri meluapkan cinta, cinta buta segalanya. Mereka mengartikan cinta dengan keliru. Merasa dunia milik sendiri. Bisa melakukan apa saja yang penting bahagia.

Berbicara kaula muda, juga tak lepas dengan cita – cita. Mereka pasti mempunyai keinginan tinggi untuk mencapai tujuan mulia. Nah, disinilah akan ada titik temu antara cinta buta kaula muda dengan cita – cita.

Menurut Mas Dewa salah satu penulis muda produktif “cinta sebagai fitrah manusiawi dan cita – cita adalah hasrat jiwa dan keinginan hati. Jika seorang yang berjiwa tinggi maka cinta adalah segalanya. Dan jika seorang berkeinginan tinggi maka cita – cita adalah segalanya”. Dari sini dapat disimpulkan bahwa cinta dan cita – cita tidak dapat dipisahkan. Meski keduanya ada sedikit perbedaan namun persamaannya lebih banyak. Dan keduanya harus saling melengkapi satu sama lain.

Namun masalahnya, gejolak cinta dan cita – cita kaula muda kadang lebih didominasi bahkan nyaris dikuasai cinta buta. Cinta kaula muda lebih cenderung ke hal – hal negatif dan sering menimpakan petaka.

Bisa dikatakan problem ini karna ada rekayasa setting sosial dan budaya. Dengan artian, mereka kadang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Maka peran penting orang tua dan pamor pendidik harus saling berjibaku. Bekerja ekstra dan selalu melakukan kontroling. Agar si anak tetap dalam pengawasan, bimbingan dan yang terpenting orang tua harus memberikan arahan.

Dari uraian singkat diatas, agar cinta dan cita – cita berjalan selaras harus ditopang dengan peran – peran penting sebagai berikut.


Pertama Peran orang tua.
Kenapa peran orang tua menjadi salah satu penentu suksesnya seorang anak, utamanya ketika usia anak memasuki masa pubertas? Jawabannya karena pada waktu itu, jiwa dan hasrat anak lebih didominasi kesenangan semata. Lebih menonjolkan ego dari pada hal negatif yang ditimbulkan. Inilah waktu terpenting peran orang tua untuk memberikan passion baja sekaligus memupuk semangat dan memberikan prinsip – prinsip ajaran agama yang kuat. Tak ada yang mustahil untuk dilakukan. Memang sulit namun harus dipaksakan sebelum terlanjur eror.

Kedua Peran pendidik.
Peran pendidik tak kalah pentingnya dengan peran orang tua. Karna bagaimanapun, peran pendidik akan memberikan sedikit banyak sumbangsih kesuksesan anak didiknya. Langkah utama seorang pendidik harus ada kolerasi dengan orang tua. Membangun hubungan dan jaringan antara pendidik dan orang tua serta ada keharmonisan dan kesinambungan dalam mencetak karakter positif anak.

Ketiga Teman bergaul.
Seorang anak tak harus dikurung seharian didalam rumah. Hanya boleh keluar saat sekolah. Intinya, orang tua yang terlalu over dalam penjagaan, kurang pas untuk diterapkan. Bahkan bisa membuat psikis seorang anak tertekan. Merasa dipenjara. Akhirnya si anak akan melawan dan memberontak orang tua. Seorang anak harus bergaul dengan teman sebaya. Bercanda tawa, melepaskan penat bersama, bermain dan sebagainya. Tetapi, orang tua tidak boleh lengah. Dengan siapa anak berteman? Kegiatan apa yang dilakukan? Mengapa sering pulang larut malam? Inilah pertanyaan yang harus diperhatikan dan jangn sampai disepelekan. Karena jika salah dalam pergaulan lambat laun akan terperosok dan akan ada penyimpangan dari tatanan agama dan sosial. Oleh karena itu, harus tetap dalam pantauan.

Keempat Doa.
Doa adalah senjata orang mukmin. Dengan berdoa kita dapat mencurahkan keinginan diri, keluarga utamanya kebaikan seorang anak. inilah jalan terpenting untuk dilakukan oleh orang tua. Memintakan yang terbaik agar anak menjadi baik, dijauhkan dari mala petaka dan bencana. Serta mampu menyatukan cinta dan cita – cita mulia karna Allah Saw. Semata. Aamin.

Semoga bermanfaat.


Posted

in

by