Oleh: Miftahul Arifin*
Seorang da’i harus mampu mendominasi mitra dakwahnya dengan berbagai macam strategi yang bisa memperbesar peluang dakwah tersebut bisa mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Terutama perkembangan media internet yang sangat pesat memberikan peluang yang juga besar kepada da’i untuk berkreasi dengan strategi dakwah masa kini.
Saat ini, seakan semuanya telah terbuka lebar di depan mata. Apa sih yang tidak ada?. Kayaknya pertanyaan tersebut tak lagi relevan disampaikan di tengah hiruk pikuknya perkembangan teknologi seperti saat ini.
Namun demikian, hendaknya para da’i melenial juga merenungkan pengaruh infiltrasi kebudayaan melalui media. Betapa hebatnya internet yang merubah tatanan kehidupan. Banyak masyarakat yang awalnya belum bangun dari tidurnya, ketika bangun informasi sudah menutupi semua tubuhnya.
Maka dari itulah kita sebagai manusia harus selalu berfikir cerdas agar tidak tertinggal oleh derasnya perubahan di zaman generasi Y ini.Melakukan dakwah di media massa sangat bisa sekali.
Namun, yang menyampaikan pesan itulah yang harus seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang terus bergerak cepat menyusupi segenap ruang hidup manusia.Seiring perkembangan waktu, internet menjelma bagaikan mainan asik yang tak akan pernah ditinggalkan oleh masyarakat, Maka dengan ini da’i harus menyusun poin penting dakwah pada zaman melinial ini. Setidaknya terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan:
1. Paradigma Dakwah zaman YDinamisasi kehidupan zaman ini yang semakin kompetitif. Banyak umat manusia senantiasa memandang persoalan hidup secara pragmatis, logis, serba instan dan bahkan metematis. Keadaan yang demikian memberikan manfaat berupa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin memudahkan aktifitas. Namun disertai implikasi negatif berupa lemahnya semangat transendental dan terkikisnya hubungan sosial.
Implikasi tersebut berlangsung demikian lama, sehingga dewasa ini telah melahirkan berbagai kenyataan sosial yang cukup bertentangan dengan keinginan untuk mengatasi dinamisasi kehidupan yang semakin kompleks tersebut. Maka dibutuhkan Paradigma baru dalam menjunjung tinggi dakwah Islam yang mempertimbangkan jenis dan kualitas permasalahan yang dihadapi oleh umat.
Di sinilah institusi dakwah secara estafet dituntut untuk dapat melakukan usaha-usaha dakwah secara sistematis dan professional melalui langkah dan strategi yang mempuni.
2. Teknologi Informasi Dan Da’i
Perubahan yang mendukung dalam dakwah perlu diperhatikan Da’i untuk terus meningkatkan wawasan, ilmu dan kemampuan dalam melakukan dakwah. Seorang da’i jangan merasa puas dengan ilmu yang dimilikinya, melainkan harus terus belajar.
Apalagi pada era milenial seperti sekarang, kemampuan da’i dalam mengoperasikan internet merupakan prasyarat yang tidak bisa di tawar lagi. “Seperti ikan di pasar saja ditawar-tawar” Hah…. Dengan teknologi da’i bisa menulis dan menyimpan gagasan-gagasan yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Ilmu agama yang sudah menjadi pegangan para da’i sebagai sumber gagasan, perlu diperkuat dengan keilmuan lainnya agar apa yang disampaikan menjadi kokoh dan bisa beroprasi di lapangan. Dengan memperluas pendekatan dalam mengembangkan ilmu agama Islam, maka kegiatan ini pun bisa diperluas dengan berbagai pendekatan.
Kegiatan dakwah diturunkan dari keilmuan dakwah yang notabenenya menjadi bagian dari keilmuan agama Islam. Kegiatan ini bisa didekati dengan Ilmu Manajemen, Politik, Sosiologi, Ilmu Kesehatan, Psikologi dan lainya.
Dengan cara demikian, kegiatan dakwah amat variatif.Da’i perlu menyusut dan turun secara bersama-sama dalam memecahkan problematika yang dihadapi oleh masyarakat.