Mahasiswa BPI Didaulat Melantunkan Nafiri Kalam Ilahi dalam Pelantikan Pengurus BEM IAIMU

PAMEKASAN – Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam Miftahul Ulum (IAIMU) Kabupaten Pamekasan periode 2022-2023 resmi dilantik, Senin (27/6/2022), di Aula Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen, Potoan Laok, Palengaan, Pamekasan, Jawa Timur.

Mengusung tema “Tantangan Mahasiswa Santri di Era Society of 5.0”, acara tersebut dihadiri Ketua GP Ansor Pamekasan Syafiuddin, Ketua PC PMII Pamekasan Moh Yasin, aparatur desa se-Kecamatan Palengaan, dan staf Presiden RI Gus Aminuddin Ma’ruf.
Tampil sebagai pelantun Nafiri Kalam Ilahi, mahasiswa BPI angkatan 2017 Moh. Hasyim. Mahasiswa yang juga seorang muadzin di pondok pesantren Miftahul ulum Panyeppen tersebut memang kerap ditunjuk untuk menjadi pengisi acara di beberapa kegiatan, baik di tingkat program studi maupun institut.
Hadir begitu khidmat mendengarkan lantunan ayat suci Alquran bit Taghanni yang menjadi ciri khas pondok pesantren dalam setiap kegiatan resmi tersebut.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Miftahul Ulum Panyeppen, RKH. Muhammad Muddatstsir Badruddin memberikan tausiyah tentang urgensi keseimbangan IMTAQ dan IPTEK bagi pemuda sebagai pemimpin masa depan.
“Harus jujur ​​dan amanah dalam segala hal, agar Allah mengangkat derajat kalian,” tegas Rais Syuriah PBNU tersebut.

Akhlaq Sebagai Tonggak Peradaban

Oleh: Mughis

Agama Islam tentunya menginginkan setiap manusia memiliki akhlaq yang mulia. Adanya akhlaq yang mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi manusia pada umumnya. Dengan kata lain, akhlaq menjadi bagian yang utama ketika ditampilkan seseorang, dengan tujuanya adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana misi Rosululloh SAW. yang diutus untuk menyempurnakan akhlaq.

Para pakar pendidikan Islam berpendapat, tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan akhlaq. Demikian juga dengan apa yang disampaikan Muhammad Athiyah Al-Abrasy pembinaan akhlaq dalam Islam adalah untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, bersifat bijaksana, sopan dan beradab. Bahkan, jiwa dari pendidikan Islam adalah pembinaan moral atau akhlaq.

Sedangkan Ahmad Amin, menjelaskan tujuan pendidikan akhlaq (etika) bukan hanya mengetahui pandangan atau teori, bahkan setengah dari tujuan itu adalah mempengaruhi dan mendorong kehendak kita supaya membentuk hidup suci dan menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan dan memberi faedah kepada sesama.

Akhlaq yang baik akan mengantarkan kita pada keseimbangan hidup, baik sebagai sesama manusia maupun dengan Sang Pencipta. Pun demikian sebaliknya, akhlaq yang jelek hanya akan mengantarkan pada kesengsaraan hidup yang tak berujung.

Bagaimanapun, akhlaq adalah tonggak kehidupan. Apapun yang hendak kita capai, akhlaq adalah pintu masuk paling ideal. Se jelek apapun orang yang kita hadapi, pasti akan luluh dengan perangai baik yang kita tunjukkan. Sebagaimana Rasululloh SAW telah membuktikan tatkala beliau tetap berprilaku baik terhadap orang-orang kafir Quraisy yang terus menganiaya beliau dan sahabat-sahabatnya.

Hasilnya jelas, fathu Mekkah adalah bukti kongkrit betapa perangai baik pada akhirnya akan membawa pada keberhasilan, dunia dan akhirat. Karena pada dasarnya, “manusia adalah budak kebaikan’. Artinya, siapapun yang bisa berprilaku baik, pasti akan menjadi pengusasa dunia, cepat ataupun lambat. Dengan demikian, secara hakikat, akhlaq merupakan tonggak dari peradaban.

Wallahu a’lam…

* Penulis adalah Mahasiswa Prodi BPI angkatan 2020

Mengejawantahkan Teori Behavioralisme dalam Bingkai Kehidupan

Oleh: Farid Wahyudi*

Bertingkah laku serta bermuamalah dengan sesama manusia perlu dengan kesadaran agar hubungan stimulus dan respon menjadi kuat. Itulah aturan main teori behavioralisme yang paling di utamakan dalam menjaga tingkah laku agar tidak menyalahi aturan yang berlaku. Misalnya sholat, jika semua prilaku atau hal-hal yang berkenaan dalam sholat itu benar maka otomatis orang tersebut bisa di katakan baik sholatnya.

Seperti syairnya Imam Asy-syahid Nasyiruddin, memelihara tingkah laku itu wajib. Seperti ahklak bermasyarakat dan ahklak berteman dan juga ahlak berbicara.

Ingatlah! Berhati-hatilah dalam memilih akhlak dalam berteman dan berbicara dan carilah teman yang tekun belajar, bersifat wara’, dan berwatak istikomah. Pasalnya, jiwa manusia itu adalah kekuatan ilahi yang bukan hanya jasmani, tetapi berhubungan erat dengan rahasia Ilahi yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja.

Maka wajib diketahui bahwa rohani selalu berkait dengan jasmani begitu juga sebaliknya. Berubah jasmani atau sakitnya rohani maka sakitlah puka jasmani. Hal itu dapat kita buktikan dengan nyata.

Kita dapat melihat orang yang sakit badanya apalagi akalnya. Sehingga otaknya diingkari, serta pikiran, khayalan, dan demikian juga nyawanya. Hendaklah bergaul dengan orang yang mempuyai keinginan yang sama bukan dengan mereka yang berbeda keyakinan.

Coba kita perhatikan seseorang yang pernah sakit jiwanya, baik karena sangat marah atau karena sangat sedih, atau karena jatuh cinta disertai rindu yang dipendam. Kadang mereka butuh bimbingan untuk mengembalikan jiwanya sebagaimana fitrah yang telah digariskan oleh Tuhannya.

Memperhatikan diri dan lingkungan merupakan salah satu jalan untuk mencapai kehidupan yang seimbang antara tuntutan jasmani dan rohani dan panggilan ilahi.

*Penulis adalah Mahasiswa BPI IV

slot