Menakar Orientasi Cinta

Oleh: Moh. Ali Imron*

Oleh: Moh. Ali Imron*

Seringkali, bahkan setiap hari kita selalu membahas tentang rasa yang satu ini, yaitu cinta. Sebab, apabila kita hidup tanpa rasa cinta ini sangatlah tidak sempurna. Karena yang namanya manusia yang hidup didunia ini pastinya ingin mencintai ataupun dicintai.

Sementara itu, cinta dalam pandangan Islam ialah merupakan potensi besar yang wajib disyukuri dan diarahkan sesuai petunjuk Allah dan Rasulullah.

Demikian juga, dalam Islam kita diperbolehkan mencintai apa saja dan siapa saja, dengan catatan, mentaati tiga batasan yaitu, Halal, tidak berlebihan, dan tidak meninggalkan kewajiban.

Ironisnya, tiga batasan tersebut sangatlah terbalik kalau diartikan dengan rasa cinta yang selalu digembar-gemborkan kaula muda zaman now.

Akibatnya, perubahan orientasi cinta tersebut menjadi salah satu penyebab perubahan zaman dan ketidakjelasan peradaban. Penting sekali bagi kita semua untuk memahami apakah itu cinta.

Cinta adalah sebuah rasa yang mendalam dan rasa sayang yang kuat. Rasa cinta yang sebenarnya bukanlah tertuju kepada seseorang. Kebanyakan orang zaman sekarang justru menggunakan cinta tersebut hanya kepada seseorang saja, padahal cinta yang seperti itu sangat berpotensi keliru.

Pasalnya, rasa cinta yang paling utama adalah mencintai ibadah, dzikir, dan mencintai kebaikan-kebaikan, dan juga mencintai makhluk hidup yang berada di sekitar kita, baik itu berupa hewan dan sebagainya.

Namun demikian, yang pertama wajib kita mencintai Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Qu’ran yaitu:

“Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah”.(QS. Al-Baqarah 165).

Selain mencintai Allah, kita juga wajib mencintai Rasulullah SAW. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda yaitu:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وِالنَّاسِ أَجْمَعِيْن

“Tiada sempurna iman seseorang di antara kamu, sampai aku (Rasulullah) lebih ia cinta dari bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia” (HR. Al-Bukhari)

Selain kita mencintai Allah dan Rosulnya, kita juga wajib mencintai ayah ataupun ibu kita.

Tanpa beliau berdua, kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Demikian pula, sangat penting bagi kita untuk mencintai kedua orang tua kita, guru kita, dan juga saudara-saudara kita.

Dari pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwasanya cinta bukan tertuju kepada manusia saja, namun banyak yang harus kita cintai, baik itu berupa ibadah, lingkungan ataupun hewan-hewan dan lain sebagainya.

So, Pahamilah cinta dengan benar, dan tempatkanlah cinta dengan tepat.

*Penulis adalah mahasiswa Prodi BPI angkatan 2020


Posted

in

by